Selasa, 28 Mei 2013

social project 1

Dua minggu yang lalu, Hari Rabu tanggal 20 Februari 2013, kelas ku yaitu Sepuluh C diberi tugas oleh guru Leadership kami, Bu Mugi. Tugas yang diberikan oleh Bu Mugi kepada kami adalah Social Project. Jadi, Social project yang dimaksud bu Mugi disini adalah sebuah project yang bertujuan agar kami bisa bersosialisasi di masyarakat kecil dan memberi manfaat yang besar untuk mereka.
Nah dengan ini, aku dan kelompok ku membuat Free School yang diadakan pada tanggal 3 Maret 2013 di Cibitung. Tepatnya, dikampung atau daerah kecil yang kebanyakan orang tidak mampu.
Free school yang kami maksud adalah sekolah gratis yang khusus kami ajarkan untuk anak-anak yang berada di daerah tersebut. Setelah kami data, ternyata anak-anak yang akan kami ajarkan berkisar 3-12 tahun.
Sebelum kami mengajarkan mereka pelajaran pokok, kami mengajarkan ilmu Leadership terlebih dahulu. Tujuannya, agar mereka mengetahui siapa penciptanya, untuk apa mereka diciptakan, bagaimana cara berkomunikasi yang baik, bagaimana cara menyatu dengan yang lain dan bagaimana caranya belajar yang baik. Setelah kami selesai memberikan materi Leadership tersebut, kami membagi mereka dalam beberapa kelompok. Kelas 5,6 dan 7 bergabung dalam satu kelompok. Kelas 2,3 dan 4 bergabung dalam satu kelompok. Dan anak-anak yang dibawah kelas 2, bergabung dalam satu kelompok. Kami membuat beberapa kelompok seperti ini agar kami bisa mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan mereka.
Kelas 5,6 dan 7 diberi pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Materi matematika yang kami berikan adalah Perkalian pecahan, Pembagian pecahan, dan Perkalian bulan sabit. Tidak disangka, walaupun awalnya mereka tidak mengerti apa yang diajarkan, karena mereka terus bertanya, maka waktu mereka diberi soal, mereka langsung bisa menjawab. Luar Biasa! Sedangkan materi Bahasa Inggris yang kami berikan adalah Memperkenalkan diri sendiri didepan teman-teman dengan menggunakan Bahasa Inggris. Sungguh hebat, kami hanya memberikan beberapa contoh dari materi bahasa Inggrisnya, tetapi pada saat kami memberikan kata “Tiga orang, siapa yang berani maju kedepan untuk mengenalkan diri sendiri?” Ternyata, lebih dari 3 jari telunjuk yang mengangkat. Kami pun terharu.
Kelas 2,3 dan 4, kami berikan mereka pelajaran Bahasa Indonesia. Kami memberikan materi tentang cara menulis surat yang baik. Setelah kami memberikan materi tentang bagaimana cara menulis surat yang baik, kami memberikan sebuah tantangan kepada mereka untuk membuat surat yang akan diberikan ke orang tua masing-masing dari mereka. Ternyata, mereka sangatlah bersemangat. Setelah mereka menulis surat, surat-surat yang telah mereka buat itu, dikumpulkan dulu kepada kami. Setelah kami lihat, cara penulisan dan tulisannya sangatlah bagus. Tetapi, ada satu tulisan yang sangat bagus yang membuat kami tercengang. Tulisan seorang anak perempuan, kelas 4 SD. Kami mengakui, tulisannya lebih bagus daripada kami. Kami pun memberi tepuk tangan kepadanya dan memberi 1 bingkisan.
Kelas 2 kebawah, karena mereka masih kecil, kami memberikan sebuah ilmu yaitu bagaimana caranya membuat Gelang Manik-manik. Dengan bimbingan para pengajar gelang manik-manik, mereka berhasil membuat gelang manik-manik yang sangat indah buatan tangan sendiri. Mereka sangat senang. Sebagian anak, ada yang langsung memakainya dengan riang gembira. Sebagian anak yang lain, ada yang memberikannya kepada ibu mereka.
Jadi, dari Social Project Free School ini, aku bisa mengambil beberapa inti. Yaitu ternyata, anak-anak yang tidak mampu, cenderung lebih rajin, berani dan tekun daripada anak-anak yang mampu. Anak-anak yang mampu, biasanya hanya bisa bermain games modern, belanja, dan meminta. Sedangkan anak-anak yang kurang mampu, biasanya ia cenderung bermain dari buatan tangan sendiri dan berusaha sendiri jika ia ingin sesuatu. Karena mereka tau, kalau orang tuanya tidak punya uang atau semacamnya. Tetapi, tidak semua anak-anak mampu itu jelek pribadinya. Dan anak-anak kurang mampu, tidak semua bagus pribadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar